Diantara Penyebab Futuh-nya ilmu, Menurut KH. Abdul Qayyum Lasem
1. Kecerdasan/IQ. Ini melekat pada pribadi para santri yang memang sudah cerdas sejak bayi. Tinggal dipoles. Jadi.
2. Sebab kesolehan orangtua. Ada beberapa orang yang menjadi
ulama lantaran tirakat orangtuanya. Ayah ibunya bukan orang berilmu, tapi ahli
ibadah. Dan lantaran itu Allah menjadikan anaknya seorang ulama.
3. Riyadlah. Usaha keras seorang santri dalam menjalani
lelaku mencari ilmu. Hambatan diatasi, tantangan diselesaikan, dan pembelajaran
dilaksanakan dengan tekun.
4. Mushohabah alias bergaul, membersamai dan mendampingi
keseharian guru. Dari situ, seorang murid akan bisa merasakan sentuhan
emosional, intelektual, dan spiritual dari gurunya. Juga bisa melihat
karakteristik gurunya dari dekat secara manusiawi, serta bisa belajar bagaimana
gurunya melayani umat, mengajar, beribadah, bahkan berumahtangga.
Beberapa abdi ndalem, yang menjadi juru laden kiainya, lebih
mudah futuh lantaran mushohabah, dibandingkan dengan sosok yang menyibukkan
diri dalam tugas akademik dan berkutat pada teks. Itu lantaran interaksi
keseharian dengan gurunya membuat dirinya hadir dalam konteks, bukan teks saja.
Dalam beberapa kejadian, keempat faktor di atas bisa melekat
pada satu sosok. Cerdas, punya orangtua saleh, tekun belajar, dan dengan rendah
hati membersamai gurunya. Klop.
Oleh: Gus
Rektor Rijal Mumazziq Z
Post a Comment for "Diantara Penyebab Futuh-nya ilmu, Menurut KH. Abdul Qayyum Lasem"