Cara ampuh agar tidak mudah lupa
كَلاَمٌ قَدِيْمٌ لاَّ يُمَلُّ سَمَاعُهُ ** تَنَزَّهَ
عَنْ قَوْلٍ وَّفِعْلٍ وَّنِيَّةٍ
Kalam Allah adalah Qadim, yang tak bosan mendengarkannya,
ia bersih dari ucapan perbuatan dan sesuatu yang terbesit dalam hati
بِهِ أَشْتَفِيْ مِنْ كُلِّ دَاءٍ وَّنُوْرُهُ ** دَلِيْلٌ
لِّقَلْبِيْ عِنْدَ جَهْلِيْ وَحَيْرَتِيْ
Dengan lantaran al-Qur’an saya memohon
kesembuhan dari segala macam penyakit, cahayanya menjadi petunjuk bagi hatiku
ketika bodoh dan bingung
فَيَا رَبِّ مَتِّعْنِيْ بِسِرِّ حُرُوْفِهِ ** وَنَوِّرْ
بِهِ قَلْبِيْ وَسَمْعِيْ وَمُقْلَتِيْ
Wahai Tuhanku, senangkanlah aku dengan lantaran
rahasia hurufnya, sinarilah dengannya hatiku, pendengaranku dan penglihatanku
Tiga
bait syair ini pasti sudah tidak asing lagi di kalangan kaum muslimin,
khususnya santri-santri pesantren. Syair ini biasa di baca sebelum memulai
pengajian al-Qur’an atau ada juga dibaca bersama-sama setelah mengaji.
Di
dalam kitab Syadzrat ad-Dzahab fi Akhbari man Dzahab disebutkan,
bahwasanya yang menyusun syair ini adalah seorang al-Alilm al-allamah al-Arif
billah wali Qutub Syamsuddin Abu Ali Muhammad bin Ali bin Abdirrahman yang
terkenal dengan sebutan syaikh Ibnu Iraq ad-Dimasyqi.
Beliau
adalah anak dari salah seorang pemimpin al-Jarosikah yang memiliki banyak harta
benda, dilahirkan pada tahun 878 H. Semua harta benda yang beliau miliki,
beliau tinggalkan semuanya lalu berkhidmah kepada seorang syaikh yang bernama
al-Arif billah Sayyid Ali bin Maimun al-Maghribi.
Di
dalam tarbiyyah syaikh Ali, beliau habiskan waktunya untuk riyadhah, sehingga
diceritakan, beliau tidak minum dalam waktu 20 hari di musim yang sangat panas,
sampai beliau jatuh pingsan hampir sekarat.
Hal
tersebut lalu disampaikan kepada gurunya; “Ibnu Iraq hampir mati kehausan wahai
syaikh…”
Gurunya
menjawab; “Ia menuju rahmat Allah Ta’ala…” beliau mengulang-ulang ucapan
tersebut lalu berkata; “Curahkan air kepada kedua tangannya…”
Kawan-kwannya
lalu melaksanakan perintah gurunya tersebut. Tak begitu lama, Ibnu Iraq bangun
dengan keadaan sangat lemah dan bingung.
Beberapa
hari berselang, beliau lalu mendapatkan futuh dan meraih ahwal sebagaimana
yang beliau peroleh.
Asy-Syaikh
al-Allaamah Ahmad ad-Dairabi menyebutkan di dalam kitabnya Mujarobat ad-Dairabi
al-Kabir:
Barangsiapa
yang mendawamkan membaca tiga bait syair di atas, maka orang tersebut akan
dapat menghafalkan setiap apa yang ia dengar. Apapun yang terdengar oleh
telinganya akan menancap di dalam hati dan tidak akan terlupakan selamanya.
Wallahu A’lam
Bagi
yang ingin memiliki kitab Mujarobat ad-Dairabi, bisa di download pada link di
bawah ini:
Assalamualaikum...minta izin mengamalkan
ReplyDeletesilahkan
ReplyDeleteIjin share
ReplyDeleteMohon terjemahan khozinatul asror lengkap
ReplyDeleteMohon terjemahan khozinatul asror lengkap
ReplyDelete