KENAPA HARUS BERLEMAH LEMBUT DENGAN ANAK-ANAK
Sebagai ujian perdana setelah berumah tangga adalah
anak-anak, sebagian orang tua kadang tidak sabar menyikapi anak-anaknya. Apakan
lagi jika si-anak terlihat nakal dan nyebelin, hingga ketidak sabaran itu
membuat ia naik pitam emosi bahkan memukulnya berlebihan.
Padahal kita lupa darah daging kita masih bisa dididik dan
dimasukan pengajaran agama, dan satu hal yang terpenting, sisihkan waktu untuk
merenungi nasib teman atau tetangga yang sudah lama menikah tapi belum di
karuniai anak, Apakah anda mau menyia-nyiakan darah daging anda yang suci itu
!?
Tidakkah anda kepingin anak-anak itu tumbuh kembang menjadi
anak yang sholeh/sholehah yang bisa membanggakan orang tuanya.?
Anak bisa menjadi sebab sorga atau nerakamu!
Maka lindungi dan didiklah ia karna mereka adalah amanat
Allah yang akan diminta pertanggung jawabannya. Didiklah anak-anak sesuai
sesuai ajaran Islam, Jangan berlaku kasar/keras kecuali yang di izinkan syara'.
Fleksibel dengan zamannya, Karena mereka hidup bukan di jaman kita tetaplah
memprioritaskan Agama sebagai landasan pergaulan” "Rumah adalah sekolah
pertama pendidikan anak"
METODE & RUMUS PENDIDIKAN
Imam Ali bin Abi Thalib Ra. Merumuskan cara memperlakukan
anak:
1. Kelompok 7 tahun pertama (usia 0-7 tahun), perlakukan anak
sebagai raja.
2. Kelompok 7 tahun kedua (usia 8-14 tahun), perlakukan anak
sebagai tawanan.
3. Kelompok 7 tahun ketiga (usia 15-21 tahun), perlakukan
anak sebagai sahabat.
►ANAK SEBAGAI RAJA (Usia 0-7 tahun)
Melayani anak dibawah usia 7 tahun dengan sepenuh hati dan
tulus adalah hal terbaik yang dapat kita lakukan. Banyak hal kecil yang setiap
hari kita lakukan ternyata akan berdampak sangat baik bagi perkembangan
prilakunya, misalnya:
Bila kita langsung menjawab dan
menghampirinya saat ia memanggil kita- bahkan ketka kita sedang sibuk dengan
pekerjaan kita – maka ia akan langsung menjawab dan menghampiri kita ketika
kita memanggilnya.
Saat kita tanpa bosan mengusap punggungnya hingga ia tidur,
maka kelak kita akan terharu ketika ia memijat atau membelai pngung kita saat
kita kelelahan atau sakit.
Saat kita berusaha keras menahan
emosi di saat ia melakukan kesalahan sebesar apapun, lihatlah dikemudian hari
ia akan mampu menahan emosinya ketika adik/ temannya melakukan kesalahan
padanya.
Maka ketika kita selalu berusaha sekuat tenaga untuk melayani
dan menyenangkan hati anak yang belum berusia tujuh tahun, insya Allah ia akan
tumbuh menjadi pribadi yang menyenangkan, perhatian dan bertanggung jawab.
Karena jika kita mencintai dan memperlakukannya sebagai raja, maka ia juga akan
mencintai dan memperlakukan kita sebagai raja dan ratunya.
►ANAK SEBAGAI TAWANAN (usia 8-14
tahun)
Kedudukan seorang tawanan perang dalam islam sangatlah
terhormat, Ia mendapatkan haknya secara proporsional, namun juga dikenakan
berbagai larangan dan kewajiban. Usia 7-14 tahun adalah usia yang tepat bagi
seorang anak bagi seorang anak untuk diberika hak dan kewajiban tertentu.
Rasulullah SAW mulai memerintahkan seoang anak untuk sholat
wajib pada usia 7 tahun, dan memperbolehkan kita memukul anak tersebut (atau
mengukum dengan hukuman seperlunya) ketika iIa telah berusia 10 tahun namun
meninggalkan sholat. Karena itu usia 7-14 tahun adalah saat yang tepat dan pas
bagi anak-anak kita untuk diperkenalkan dan diajarkan tentang hal-hal yang
terkait dengan hukum-hukum agama, baik yang diwajibkan maupun yang dilarang,
seperti:
1. Melakukan sholat wajib 5 waktu
2. Memakai pakaian yang bersih, rapih
dan menutup aurat
3. Menjaga pergaulan dengan lawan jenis
4. Membiasakan membaca Al-Qur’an
5. Membantu pekerjaan rumah tanngga
yang mudah dikerjakan oleh anak susianya
6. Menerapkan kedisiplinan dalam
kegiatan sehari-hari Reward dan punishment (hadiah/penghargaan/ pujian dan
hukuman/teguran) akan sangat pas diberlakukan pada usia 7 tahun kedua ini,
karena anak sudah bisa memahami arti dari tanggung jawab dan konsekuaensi.
Namun demikian, perlakuan pada setiap anak tidak harus sama
kerena every child is unique (setiap anak itu unik)
►ANAK SEBAGAI SAHABAT (usia 15-21
tahun)
Usia 15 tahun adalah usia umum saat anak menginjak akil
baligh. Sebagai orang tua kita sebaiknya memposisikan diri sebagai sahabat dan
memberi contoh atau teladan yang baik seperti yang diajarkan oleh Ali bin Abi
Thalib karomallahu wajhah.
Berbicara dari hati ke hati Inilah
saat yang tepat untuk berbicara dari hati ke hati dengannya, menelaskan bahwa
ia sudah remaja dan beranjak dewasa.
Perlu dikomunikasikan bahwa selain mengalami perubahan fisik,
Ia juga akan mengalami perubahan secara mental, spiritual, sosial, budaya dan
lingkungan, sehingga sangat mungkin akan ada masalah yang harus dihadapinya.
Paling penting bagi kita para orang tua adalah kita harus dapat membangun
kesadaran pada anak-anak kita bahwa pada usia setelah akil baliqh ini, ia sudah
memiliki buku amalannya sendiri yang kelak akanditayangkan da diminta
pertanggung jawabannya oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Memberi Ruang Lebih Setelah measuki
usia akil Baligh, anak perlu memiliki ruang agar tidakmerasa terkekang, namun
tetap dalam pengawasan kita.
Controlling tetap harus dilakukan tanpa bersikap otoriter dan
tentu saja diiringi dengan berdo’a untuk kebaikan dan keselamatannya. Dengan
demikian anak akan merasa penting, dihormati, dicintai, dihargai dan disayangi.
Selanjutnya, Ia akan merasa percaya diri dan mempunyai kepribadian yang kuat
untuk selalu cenderung pada kebaikan dan menjauhi perilaku buruk.
Mempercayakan tanggung jawab yang lebih
berat. Waktu usia 15- 21 tahun ini penting bagi kita untuk memberinya tanggung
jawab yang lebih beratdan lebih besar, dengan begini kelak anak- anak kita
dapat menjadi pribadi yang cekatan, mandiri, bertanggung jawab dan dapat
diandalkan.
Contoh pemberian tanggung jawab pada usia ini adalah seperti
memintanya membimbing adik- adiknya, mengerjakan beberapa pekejaan yang biasa
dikerjakan oleh orang dewasa, atau mengatur jadwal kegiatan dan mengelola
keuangannya sendiri.
Semoga Allah memberikan kita anak-anak yang shaleh dan
berbakti.
“Ya Rabbku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang
baik. Sesungguhnya Engkau Maha pendengar doa.” (QS. Ali Imran: 38).
****
Silahkan,tandai teman-teman, Share / bagikan
sebanyak-banyaknya supaya kita semua bisa mendapat kebaikan.
Sumber: FP Alhabib Quraisy Baharun
biaya umroh
ReplyDelete