Lirboyo Membuka Program Guru Bantu
LIM (Lembaga Itthadul Mubalighin) yang dideklarasikan pada
tanggal 12 Pebruari 2003 adalah salah satu badan otonom yang dimiliki Pondok
Pesantren Lirboyo untuk menindak lanjuti apa yang dipetuahkan Almaghfurlah Romo
Kiai Idris pada waktu itu. Tepatnya pada bulan Syawal tahun 2002, beberapa
santri Lirboyo asal Kediri bersilaturahmi ke kediaman beliau untuk meminta doa.
Saat itu mereka diperintah oleh Almaghfurlah untuk membuat kegiatan semacam
kuliah kerja nyatanya para mahasiswa (KKN) di akhir masa studi mereka. Mereka
diberi amanat untuk berdakwah ditengah-tengah masyarakat Kediri yang berlokasi
di sekitar daerah-daerah pegunungan, yang notabene pengetahuan agamanya masih
minim. Alasan yang paling mendasar dari apa yang diinstruksikan beliau adalah
agar para santri mengetahui dan belajar tentang ilmu kemasyarakatan, dan
mengaplikasikan ilmu yang mereka peroleh selama di pesantren.
Untuk menindaklanjuti dawuh tersebut, mereka langsung mencoba
terjun berdakwah pada bulan Ramadhan tahun itu juga. Mereka menyebar di
kampung-kampung yang berada di sekitar daerah Kediri. Mereka yang terjun
berdakwah selanjutnya tergabung dalam sebuah badan yang dinamakan “Tim Safari
Ramadhan”. Teknis pelaksanaan safari Ramadhan kala itu dipusatkan pada beberapa
tempat peribadatan. Pada setiap mushala diasuh oleh dua orang muballigh.
Sedangkan waktu pelaksanaanya dimulai tiga hari sebelum Ramadhan hingga tanggal
20 Ramadhan. Sedangkan program kegiatan di lapangan, disesuaikan dengan kondisi
dan kebutuhan masyarakat. Misalnya kuliah subuh dan kultum setelah salat
tarawih. Disamping itu mereka juga menyampaikan seminar tentang berbagai
masalah keagamaan yang menyangkut dengan tata cara ibadah sehari-hari.
Meski dengan waktu yang relatif singkat ini, hanya dua
puluhan hari, kala itu mereka mampu menyampaikan dakwah dengan baik dan bisa
diterima oleh masyarakat. Bahkan pada akhinrya, masyarakat merasa masih kurang.
Antusias masyarakat yang cukup besar dalam menyambut dan menerima dakwah ini,
kemudian membuahkan permintaan yang cukup membanggakan sekaligus menjadi agenda
tersendiri bagi para siswa tamatan asal Kediri kala itu. Mereka meminta agar
kegiatan dakwah itu tidak hanya dilaksanakan pada bulan Ramadhan saja, namun
juga ditindaklanjuti pada hari-hari diluar bulan Ramadhan.
Dalam perkembangannya, pada badan otonom yang berkonsentrasi
dibidang pengembangan dakwah ini, ada beberapa tim. Hal ini bertujuan untuk
mensistematiskan mekanisme kerja sesuai kebutuhan di lapangan dakwah: Ada Tim
PSDR (Panitia Safari Dakwah Rutinan), Tim LITBANG (Bidang Penelitian dan
Pengembangan), serta Bidang Wirausaha dan pengiriman guru bantu.
Tahun 2015 ini, selain sukses menggelar Rapat Kerja Nasional
I dan berhasil mendelegasikan empat tenaga pengajar ke Malaysia yang di sana
mendapatkan respon baik, kini LIM membuka selebar-lebarnya kepada pondok
pesantren, yayasan atau lembaga pendidikan di seluruh Nusantara yang
menginginkan santri-santri Lirboyo sebagai guru bantu di pondok pesantren,
yayasan atau lembaga pendidikan yang membutuhkan.
Program ini tentu dapat memudahkan para alumni Pondok
Pesantren Lirboyo khususnya, untuk mengajukan ke LIM terkait permohonan tenaga
pengajar dari Lirboyo. Dan tentu merupakan hal yang wajar apabila dalam teknis
pengajuan mempunyai aturan-aturan yang harus disepakati antara kedua belah
pihak.
Jika tertarik dengan program ini, lebih lanjut tentang teknis
pengajuan dan aturan-aturan yang harus disepakati bersamanya, silahkan KLIK DI SINI.
Post a Comment for "Lirboyo Membuka Program Guru Bantu"